™ Gejala si Cerdas yang Tak Merasa Cukup Impostor Syndrome,

Jannet Juli 23, 2017
Impostor Syndrome, Gejala si Cerdas yang Tak Merasa Cukup
Ilustrasi depresi. Getty Images/iStockphoto

prestasi bisa jadi jebakan mengerikan.”
Dan bila kamu tidak mengetahuinya, Prestasi akan tampak indah saat kamu tahu kenapa kamu melakukan sesuatu untuk memperolehnya. Jalan yang didefinisikan sendiri atas dasar alasan-alasan tertentu. jalan yang bebas dari beban mengetahui bagaimana sesuatu seharusnya menjadi. kamu perlu mengendalikan perasaan tersebut agar bisa mengukir sendiri jalanmu, Namun, atau nilai orang-orang lain. standar, ketidakpercayaan diri dan perasaan kurang berpengalaman mengarahkan kamu untuk mengamini ekspektasi, “Kadang, Portman berkata, Merefleksikan pengalamannya sebagai salah satu penderita impostor syndrome,

 Ini akan menghindari potensi justifikasi pemikiran negatif yang membuncah di kepala para penderita impostor syndrome. sodorkan draf pekerjaan yang sedang ditangani kepada teman untuk dikomentari. Cara lainnya, makin berkembang kecenderungan perfeksionis dan pikiran-pikiran ‘takhayul’ semacam ‘pekerjaan saya belum cukup sempurna dan mesti diperbaiki lagi’. Semakin lama orang menghadapi pekerjaan, mereka bisa memotong dua jam dari berfokus pada hal yang sama. alih-alih menghabiskan 10 jam mengerjakan tugas, Misalnya, menyarankan orang-orang dengan imposter syndrome untuk mengubah cara berpikir mereka tentang kesuksesan dengan melakukan beberapa hal. Ph.D. Imes, Suzanne A.

orang-orang yang merasa mengalami impostor syndrome patut mengingat bahwa tidak ada satu orang pun yang sempurna. Kalaupun saat ini atau pada masa depan kegagalan menghampiri, Yakinkan diri bahwa pencapaian-pencapaian yang ada bukanlah berkat menipu orang sekitar. ingat kembali hal-hal yang orang katakan tentang kesuksesan yang telah diraih seperti yang dilakukan Lakhsmi. Setiap kali impostor syndrome menyerang,

Melihat kembali catatan perjalanan sebelum mencapai kesuksesan atau memperoleh sebegitu banyak pengetahuan dan pengalaman juga bisa menjadi dorongan internal untuk mengatasi impostor syndrome. bekerja dengan orang-orang yang kemampuannya masih berada di bawah penderita impostor syndromebisa membantu mereka menyadari bahwa ada hal-hal yang mereka kuasai betul. Terkadang, Mencari bantuan dari orang-orang yang lebih berpengalaman saja tidak cukup. yakni berbalik dan mengenali baik-baik kepakarannya. mereka dapat mencoba strategi berikutnya, irasional, Saat menyadari bahwa kondisi yang dialaminya normal dan secara bersamaan, siswa kepada mentor misalnya. strategi pertama yang bisa dilakukan adalah menceritakan pengalaman ini kepada orang-orang yang dianggap kredibel, Dikutip dari situs American Psychological Association, Sejumlah strategi bisa dijajal oleh orang-orang yang merasa dirinya mengalami impostor syndrome.

Mengenal Impostor Syndrome

bagaimana mengatasi hal ini? Lantas,

dan sejumlah pengalaman hidup lain adalah sebagian di antaranya. bos yang buruk, Pengalaman masa kecil, timbulnya impostor syndrome dipicu oleh banyak faktor. Brown juga menambahkan,

Impostor Syndrome, Gejala si Cerdas yang Tak Merasa Cukup
Infografik impostor syndrome

bahkan depresi. stres, potensi gangguan psikologis yang lebih parah dapat terjadi: kecemasan, Jika impostor syndrome dibiarkan berkembang, menciptakan penilaian diri rendah,” jabar Brown. mereka akan menghabiskan waktu dan energi untuk merundung diri sendiri dan pada akhirnya, “Ketika pikiran-pikiran negatif (yang dialami penderita impostor syndrome) menghantui,

impostor syndrome juga kerap dihubungkan dengan kecenderungan perfeksionis sebagian orang. menurut Brown, Selain itu, Perasaan takut mencoba hal baru juga hal yang lumrah ditemukan dalam diri orang-orang dengan impostor syndrome. hingga kemudian mencicipi kegagalan. mendapat umpan balik negatif, mereka juga terobsesi pada gagasan bahwa mereka akan membuat kesalahan, Tidak hanya itu, semakin menanjak kebutuhan untuk diterima dan diakui yang muncul dalam diri para penderita impostor syndrome. Semakin banyak prestasi yang dikumpulkan, Impostor syndrome mengakibatkan orang-orang bekerja lebih keras untuk mencegah orang mendapati mereka tengah "menipu".

anggapan bahwa perempuan lebih potensial mengalami ini muncul karena mereka lebih mungkin mendiskusikan perasaan mereka kepada teman dan keluarga dibanding laki-laki.” Selain itu, sebagian orang tidak mengenali istilah khusus terkait gejala yang mereka alami. laki-laki pun banyak yang mengalami impostor syndrome. Perkaranya, “Sama seperti perempuan, ia mengatakan, Saat menjelaskan tentang impostor syndrome kepada Manchester Evening News, menyatakan hal yang berbeda dengan anggapan ini. Amanda Brown, Penggagas The Leading Ladies Company, Sejumlah psikolog mengatakan bahwa impostor syndrome jamak ditemukan dalam diri perempuan-perempuan yang mencetak prestasi tinggi atau para siswa dengan rapor gemilang.

Tidak jarang mereka merasa bahwa kesuksesan tersebut adalah hasil dari menipu orang sekitarnya sehingga mereka dianggap lebih pintar dan kompeten daripada yang sebenarnya mereka pikir. Bukti-bukti kesuksesan yang mereka terima dipandang sebagai suatu keberuntungan atau hal yang terjadi pada saat yang baik saja. Ketakutan akan dianggap sebagai "penipu" juga terus menerus dialami oleh orang-orang ini. Hal ini merujuk kepada kondisi yang dialami orang-orang berprestasi yang tidak mampu menginternalisasi pencapaiannya. Imes pada 1978. Clance dan Suzanne A. Pauline R. Istilah impostor syndrome pertama kali dicetuskan oleh psikolog klinis Dr. dan konsultan neuropsikologi mendeskripsikan kondisi ini. penulis, behavioral psychologist, Ph.D., Susan Weinschenk, Dalam situs Psychology Today,

* Kondisi seperti ini dikenal dengan sebutan *impostor syndrome. selalu saja muncul perasaan tidak pantas dan menganggap kesuksesan yang digapai merupakan kebetulan belaka. Tidak peduli seberapa tinggi prestasi yang telah diraih, Pengalaman beberapa pesohor ini bisa jadi ditemukan pula dalam keseharian orang-orang yang tak tercatat ceritanya di media massa.

saya pikir semua orang akan menyadari (kesalahan ini) dan mereka mengambil kembali piala Oscar yang saya terima,” ungkapnya kepada wartawan 60 Minutes pada Desember 1999. Sama seperti saat saya masuk kampus Yale, “Saya pikir kemenangan saya adalah suatu kebetulan yang menguntungkan. Jodie Foster pun mengaku mengalami hal senada dengan Portman dan Lakhsmi. Saat memenangi Oscar berkat perannya di film The Accused,

yang mesti saya lakukan adalah mengandalkan apa yang saya tahu alih-alih yang tidak saya pahami.” Setiap kali saya merasa tidak percaya diri atau tak merasa cukup—yang notabene sering kali saya alami di tempat syuting—, sepertinya salah satu orang dengan cita rasa paling sensitif yang pernah saya temui.’ Saya terus mengenang kata-kata ini. Padma punya cita rasa begitu sensitif, ‘Tidak, Éric Ripert (penulis dan koki asal Perancis) mengatakan kepada koki lain, bahkan mungkin ia tidak menyadarinya, Pada suatu waktu, saya hanya akan menjadi pembawa acara yang baik saja. Saya merasa tidak memiliki pengalaman memasak di restoran… Saya pikir, saya menderita…impostor syndrome. “Pada musim pertama Top Chef, sempat menyatakan, pembawa acara dan salah satu juri Top Chef misalnya, Padma Lakhsmi, sederet pesohor lainnya pun pernah mengalami hal serupa. Diwartakan The Cut, Tidak hanya Portman yang pernah meragukan kemampuannya sendiri.

Ia melewati tahun-tahun pertama di kampus mencoba membuktikan kepada orang lain dan dirinya bahwa ia serius mengambil studi di Harvard dengan cara mengambil kelas-kelas yang sulit saja. Portman mengaku kerap merasa terintimidasi oleh keberadaan banyak temannya yang dia rasa begitu pandai. Saat berkuliah dulu, saat berpidato di depan para mahasiswa Universitas Harvard—tempatnya meraih gelar sarjana Psikologi dulu. Natalie Portman, Kutipan ini diambil dari ucapan pemeran utama film Black Swan,

saya mesti membuktikan bahwa saya bukan sekadar aktris bodoh.” saya merasa sama seperti saat saya masuk Harvard pada 1999… Saya merasa seperti ada kesalahan—bahwa saya tidak cukup pintar untuk ada di sini dan setiap saya membuka mulut, Hari ini, kamu di sini karena suatu alasan. Saya harus mengingatkan diri saya sekarang, saya tetap merasa tidak percaya bahwa diri saya layak. “…bahkan 12 tahun setelah lulus,


Source: tirto.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.