™ Misteri Sungai Sekonyer di Tanjung Puting

Jannet Juli 28, 2017
Misteri Sungai Sekonyer di Tanjung Puting
Arsip - Kapal motor (Klotok) hilir mudik melayari sungai Sekonyer dari Pelabuhan Kumai - menuju Taman Nasional Tanjung Puting, Kotawaringin Barat , Kalteng, pada foto 2 Juli 2010. (FOTO ANTARA/pandu dewantara)

Kearifan itu tidak lain agar kita tidak semena-mena memperlakukan alam dan menganggu ekosistem hutan.

namun kearifan lokal yang masih meyakini adanya kehidupan lain di kawasan itupun harus dihormati. Suasana hutan belantara masih diminati wisatawan penyuka petualangan,

Sensasinya saat malam hari karena ribuan kunang-kunang muncul dari pohon nipah dan beterbangan masuk kapal dan menempel pada kelambu. Bahkan wisatawan asing sekarang gemar bermalam di sekitar muara sungai yang dipenuhi ribuan pohon nipah.

Tidak semua mampu bersandar persis di dermaga sehingga ada yang bermalam di tempat lain. Saat musim puncak kunjungan wisatawan asing yaitu bulan Agustus-September jumlah perahu klotok wisata yang memenuhi Sungai Sekonyer mencapai 80-an.

Kapal-kapal klotok wisata itu memang bermalam di sejumlah dermaga yang ada atau di luar dermaga karena wisatawan ingin mendapatkan sensasi bermalam di tengah hutan belantara.

Kapal Pesona Eco Tou 2 yang bercat putih dengan garis hijau tosca itu sudah diperbaiki dan sampai sekarang masih juga melayani wisatawan menyusuri Sungai Sekonyer.

Para nakhoda kapal paham di tempat itu ada hunian gaib sehingga sekarang tak ada lagi yang berani menambatkan kapal di sekitar itu. Sampai saat ini tongkat dengan lilitan kain kuning itu masih bisa dilihat siapapun yang melintas.

Beruntung tas yang memuat dokumen penting milik wisatawan asing itu masih ada.

Perlahan perahu terangkat dan mulai awak kapal berusaha membuang air yang masuk bagian dalam kapal.

tiba-tiba muncul buaya besar yang langsung masuk ke bagian bawah perahu. saat belasan warga sudah terjun ke pinggir kapal, Benar saja,

Kemudian buaya siluman penguasa Sungai Sekoyer akan muncul dan berusaha mengangkat dari dasar perahu. Warga yang akan bergotong royong mengangkat kapal harus menggunakan kaos kaki yang berbeda warna di kaki kanan dan kirinya.

Setelah itu barulah sang mahluk halus memberikan petunjuk bagaimana cara agar kapal bisa diangkat kembali. Tongkat kayu itu kemudian ditanjapkan di pinggir kapal yang tenggelam.

Sang dukun kemudian membuatkan rumah pengganti yang dalam pandangan normal manusia hanyalah tongkat kayu yang diberi lilitan kain kuning.

kemudian meminta dibuatkan rumah pengganti yang sudah rusak. Orang yang kesurupan itu meminta mandi di mata air keramat yang ada di sekitar kebun anggrek,

Akhirnya diupayakan jalan damai sekaligus meminta bantuan agar kapal bisa diangkat kembali.

tapi tak paham kalau itu sebuah peringatan. Nahkoda juga mengaku saat akan merapat banyak piring-piring yang berjatuhan di dapur,

namun tidak digubris dan menabrak rumah mereka. Mahluk halus itu mengaku sudah memberikan peringatan agar kapal tidak merapat ke pinggir,

kok seenaknya merusak rumah sampai orang tua saya pergi," kata Nasyrani menerjemahkan ucapan orang tadi. "Mana orang tua saya, Mahluk halus itu marah-marah karena rumahnya ditabrak kapal sehingga kedua orangtuanya kabur.

Dari dukun yang berdialog dengan ruh itu terungkap bahwa kapal itu berlabuh bukan ditempat semestinya karena justru menabrak rumah milik penghuni makhluk halus.

seorang penduduk mengalami kesurupan. Tak berapa lama setelah kapal itu tenggelam,

petugas TNTP yang ikut menolong para korban mengatakan semua orang saat itu bingung bagaimana kapal tenggelam begitu cepat padahal tidak ada kebocoran. Nasyrani,

Namun tangan-tangan mereka sebagian lecet karena berusaha menjangkau pohon di pinggir sungai yang mempunyai duri. Tidak ada korban jiwa karena mereka naik di atas atap kapal. Ada tiga awak kapal dan empat turis asing yang ikut tenggelam.

padahal tidak ada sesuatu yang menghantam kapal itu. Kapal yang tengah bersandar sekitar ratusan meter dari dermaga Resor Pesalat itu tenggelam,

Salah satu peristiwa yang menunjukkan masih adanya kehidupan lain di Sungai Sekonyer adalah tenggelamnya perahu wisata "Pesona Eco Tour 2" pada Oktober 2016.

Tenggelamnya Klotok

seorang petugas polisi yang menghilang saat bertugas menjaga salah satu pos dari aktifitas ilegal logging. untuk mengenang Pak Ali, Muara anak sungai itu dinamakan Muara Ali, Di tengah sungai itu ada cabang sungai mengarah ke Kamp Leakey yang dinamakan Sungai Simpang Kanan.

Jadi jangan sungkan mengucap permisi jika melintasi jalan tertentu dan selalu mengindari tempat yang memang jarang dilalui.

"Itu artinya di titik pemuncuan itu tidak boleh diganggu," katanya. Di Sungai Sekonyer juga masih sering terlihat buaya putih dan tidak boleh dikejar.

apalagi kalau mau buang air kecil," katanya. "Jangan main pukul pohon yang ditemui dan kita harus sering mengucap permisi,

bahkan mereka paham di setiap pohon yang bercabang dua baik membentuk "Y" atau "L" diyakini ada penghuninya. mengatakan kekuasaan mahluk halus tersebar di beberapa titik, petugas di Resort Tanjung Harapan yang merupakan keturunan Dayak Barito, Jantor,

apalagi mengeluarkan kata yang menantang penghuni kawasan itu. Sampai saat inipun kawasan Taman Nasional masih menyimpan kisah misteri adanya kekuatan gaib yang menguasai tempat tertentu sehingga wisatawan diminta untuk tidak berkata sembarangan,

mungkin karena sudah lapuk. Saat ini sudah jarang penduduk melihat bangkai kapal, Penduduk memang tidak berani mendekat ke perairan itu pada tahun itu jumlah buaya muara mencapai ratusan ekor. jika pelukan mahluk gaib itu longgar maka akan terlihat bangkai kapal itu. Menurut dukun setempat kapal itu dipeluk mahluk gaib,

Ia mengungkapkan masih ada kisah misteri seputar kapal sekonyer itu karena sejak peristiwa itu ada penduduk masih sering melihat bangkai kapal itu muncul.

dan penduduk di sini masih dimakamkan di sana," katanya yang baru terpilih jadi kades November 2016. "Buktinya pekuburan warga desa juga masih ada sekitar 100 meter dari resor itu,

namun begitu ada rencana perluasan taman nasional di tahun 1975 balai desa dipindah ke seberang utara Sungai Sekonyer. dulu kantor desa masuk dalam kawasan taman nasional, Kepala Desa Sekonyer mengatakan, Suriansyah,

Taman Nasional Tanjung Puting. sekaligus juga dijadikan nama desa yang dulu berada di Kantor Resort Tajung Harapan, Nama kapal itu kemudian dijadikan nama sungai menggantikan Sungai Buaya,

Belanda berusaha kembali menjajah dengan menggempur basis-basis gerilyawan Indonesia. Saat itu sekitar tahun 1948,

ternyata merupakan nama Kapal Patroli Belanda Lonen Konyer yang karam di muara sungai akibat tembakan meriam para pejuang yang bersembunyi di balik rimbunnya pohon nipah. Nama Sekonyer yang memang asing bagi lidah melayu itu,

Kalteng dengan pimpinan Panglima Utar. Desa Sekonyer yang berada di taman nasional itu menjadi basis perjuangan rakyat Kotawaringin Barat, Cerita dari para tetua,

Sungai Sekonyer yang merupakan salah satu sungai utama yang digunakan sebagai jalur wisata kapal-kapal klotok menuju Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) mempunyai kisah perjuangan heroik gerilyawan Indonesia melawan penjajahan Belanda.


Source: antaranews.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.